Apa dari perempuan yang tidak menjadi perhatian? Mulai dari pakaian, body, kebiasaan dan pilihan hidupnya pun menjadi perhatian publik. Bukan hanya dibicarakan oleh kaum adam tapi sesama perempuan pun, perempuan tetap menjadi bahan perhatian. Makhluk apakah sebenarnya perempuan ini? Mengapa setiap konteks apapun perempuan selalu dihadirkan. Bahkan dalam beberapa konteks perempuan dianggap sebagai masalah.
Saya mengutip sedikit tentang perempuan yang ada di wikipedia “Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia; satunya lagi adalah lelaki atau pria. Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran hawa, yang diciptakan untuk menemani Adam menjalani perintah Tuhan di dunia ini. Pada cerita Adam dan Hawa pertama kali diturunkan ke bumi, perempuan sudah dimaknai sebagai biang masalah. Diceritakan bahwa Hawa merupakan penyebab mereka turun ke dunia, dikarenakan Hawa tergoda bujuk rayu setan yang menyuruhnya untuk mengambil buah kuldi (buah yang dilarang untuk dimakan). Hawa dan Adam yang memakannya langsung diperintahkan untuk turun ke dunia. Cerita inilah yang menjadi salah satu wacana yang selalu dibicarakan terkait dengan perempuan biang keladinya masalah”
Dalam cerita adam dan hawa saja, dikatakan bahwa perempuan biang keladinya masalah. Kasian sekali perempuan ini? Oke sudah kita tidak usah membahas lebih jauh perempuan si pembuat masalah.
Apa yang menjadi stigma tentang perempuan saat ini, sebenarnya menjadi tantangan sendiri untuk para perempuan. Apa kah membiarkan hal tersebut terus menjadi hal yang lumrah atau ingin menyangkal stigma yang ada.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan perempuan untuk menyangkal stigma yang ada, salah satunya memilih untuk menjadi perempuan yang aktif dibidang pendidikan. Mengapa pendidikan? Karena menurut saya pendidikan merupakan salah satu motor penggerak perubahan bergantung apa yang ingin kita ubah agar nanti bisa fokus untuk melakukan perubahan tersebut.
Sejatinya pendidikan bukan hanya melalui formal tapi pendidikan non formal juga belakangan ini sangat berkembang dengan baik. Lalu sejenak kita kembali lagi dengan pertanyaan “apa sih pentingnya pendidikan?” tanpa ragu jawabannya pendidikan itu sangat penting. Lalu, akan muncul pertanyaan lagi “apakah pendidikan yang tinggi sangat penting untuk seorang perempuan?” tanpa ragu jawabannya SANGAT PENTING.
Pendidikan pada masa sekarang ini seharusnya tidak lagi memandang gender, apakah dia kaum perempuan ataupun laki-laki. Memiliki pendidikan yang tinggi bagi seorang perempuan mungkin bukan hal yang mudah untuk dicapai apalagi jika dikaitkan dengan kodrat perempuan yang kelak akan menjadi seorang ibu rumah tangga. So, why not? Tidak lah salah jika kelak memang seorang perempuan akan menjadi ibu rumah tangga tetapi memiliki pendidikan yang tinggi.
Pendidikan tinggi yang dimaksud ini juga bukan hanya berbicara tentang pendidikan formal yang kita peroleh di sekolah atau di universitas, tetapi bagaimana seorang perempuan memiliki pengetahuan yang luas dan berusaha meraih pendidikan yang lebih baik itu juga menjadi catatan penting. Karena sejatinya proses merupakan hal yang paling penting dari hasil yang secara kasat mata selalu terlihat.
Melalui pendidikan yang baik kita bisa semakin berilmu.. Melalui pendidikan kita bisa mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik. Melalui pendidikan kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Melalui pendidikan yang baik kita bisa semakin berpikir kritis dan berdampak positif bagi orang lain. Melalui pendidikan yang baik yang bisa kita raih kelak kita akan menjadi seorang ibu yang baik untuk anak-anak kita. Tidak menyalahi kodrat sebagai perempuan kan? Bahkan semakin memuliakan kodrat kita sebagai perempuan.
Khususnyadi hari lahirnya Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) yang ke 50 dan Hari Guru saya ingin mengajak perempuan-perempuan hebat yang ada di dalam untuk sedikit melek melihat keadaan yang ada saat ini. Saat ini jika perempuan tidak mampu bersaing dan mempersiapkan diri untuk mengambil bagian menciptakan perempuan hebat maka selamanya perempuan akan menjadi perhatian dan korban dalam konteks tertentu. Maka berproseslah anda pada zona zaman anda, berpolitik, menjadi akademisi bahkan pengusaha, why not girls? Dan untuk semua guru yang ada di Indonesia bahkan guru yang lahir dari jebolan KOPRI jadi lah pendidik yang kehadirannya selalu di rindukan. Ciptakan generasi yang unggul dalam bidang apapun karena setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.
RAHMA DINA, pendiri komunitas jendela nusantara (Kjn), aktivis perempuan, alumnus s1 pgsd ubt, sedang studi s2 pendidikan dasar di universitas negeri malang (UM)
insiring
ReplyDeleteterimakasih bang
Delete