KABAR : PEGIAT LITERASI KJN BERTEMU SM3T DAN KOMUNITAS ANAK NEGERI DISKUSIKAN PENDIDIKAN DI PERBATASAN
TARAKAN (25/08). Para pegiat
literasi dari Komunitas Jendela Nusantara (KJN) antara lain Mutmainah Laintang,
Murni dan Ketua KJN Nisa, bertemu dengan aktivis Sarjana Mendidik di Daerah 3 T
(SM3T) dan Komunitas Anak Negeri dari Malang. Mereka bertemu di Kota Tarakan,
selain dalam rangka kangen-kangenan sebagai sesama pegiat literasi dan mendidik
masyarakat di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T), juga sharing dan
berdiskusi tentang pengalaman mereka mendidik dan persoalan pendidikan di
perbatasan dan pedalaman.
Komunitas Jendela Nusantara (KJN)
merupakan komunitas yang bergerak di bidang literasi dan pendidikan kreatif di
masyarakat. Mereka telah melakukan gerakan literasi ke daerah perbatasan di Sebatik,
ke pedalaman Suyadon di Lumbis Ogong, ke pemukiman masyarakat adat dayak di
Sembakung Atulai, dan masyarakat yang tinggal di daerah tertinggal di pedalaman
Kalimantan Utara. Mereka mendidik anak-anak untuk berlatih upacara, belajar
baca tulis dengan cara menyenangkan, menggambar dan mewarnai, bermain drama,
bermain permainan tradisional, serta membuat film. Mereka mengumpulkan dan
menyalurkan bantuan sosial berupa buku, majalah, dan bantuan uang dari
masyarakat dan pemerintah kepada anak-anak di daerah 3T, baik dalam bentuk
barang maupun program.
Sementara itu, Program SM-3T merupakan
Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan
pembangunan pendidikan di daerah 3T selama 1 tahun sebagai penyiapan pendidik
profesional yang dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang
pernah digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Saat ini, program SM3T masih dievaluasi.
Dari akun medsosnya,
SM3T memiliki misi yaitu membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan
pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik. SM3T juga memberikan pengalaman
pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional,
cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah
kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki
jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah
tergolong 3T. Selain itu, SM3T juga menyiapkan calon pendidik yang memiliki
jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada
daerah 3T, serta mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Dalam praktiknya, SM3T melaksanakan tugas
pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan
kondisi setempat. Mereka juga mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di
sekolah, melakukan kegiatan ekstra kurikuler, membantu tugas-tugas yang terkait
dengan manajemen pendidikan di sekolah, melakukan pemberdayaan masyarakat untuk
mendukung program pembangunan pendidikan di daerah 3T dan melaksanakan tugas
sosial kemasyarakatan.
Di Kalimantan Utara, SM3T yang
berasal dari Universitas Negeri Surabaya, Universitas Jember dan perguruan
tinggi lain telah menjalani pengabdian setahun, membaur dan menyatu dengan
kehidupan masyarakat di Nunukan, antara lain di Sembakung, Sembakung Atulai,
dan Lumbis Ogong. Lokasi pengabdian mereka termasuk wilayah III dinas
pendidikan kabupaten Nunukan, yakni wilayah kawasan tertinggal dengan tantangan
geografis yang ekstrim, antara lain disebabkan oleh akses transportasi yang
sulit, ancaman buaya dan ular, ancaman banjir, serta jalur tempuh lokasi yang
dipenuhi jiram yang berbahaya di sepanjang sungai.
Sementara itu, dari situsnya dapat dijelaskan bahwa Komunitas Anak Negeri merupakan komunitas yang peduli hak, kebutuhan dan pendidikan anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi. Mereka menyebut diri sebagai sekumpulan anak negeri dari beragam suku, ras, agama, latar belakang dan pendidikan. Namun, dengan keragaman itu mereka bersatu dengan tekad yang sama, yaitu ingin terus melihat senyuman di wajah anak-anak yang sedang berjuang dalam ketidakmampuannya untuk menjadi berpendidikan.
Komunitas Anak Negeri mendedikasikan diri untuk membantu semaksimal mungkin untuk mencapai impian anak-anak yang tidak mampu. Sehingga anak-anak tersebut menjadi pribadi yang tidak buta huruf, tidak buta pendidikan dan mempunyai bekal masa depan. Bagi Komunitas Anak Negeri, anak-anak Indonesia adalah anak bangsa yang ingin memiliki kesempatan untuk turut andil dalam pembangunan dan kemajuan negeri tercinta.
Komunitas Anak Negeri ingin memberikan sesuatu paling berharga yakni waktu dan perhatian untuk mereka yang membutuhkan. Mereka berharap, gerakan kecil yang mereka inisiasi dapat membuat sedikit perubahan yang baik dan senyuman di wajah anak-anak Indonesia.
Para pegiat KJN, SM3T dan Komunitas Anak Negeri memiliki semangat dan kepedulian yang sama untuk terus mendidik anak-anak di daerah 3T. Mereka berdiskusi bagaimana cara membantu pemerintah dan berpartisipasi aktif melakukan perubahan dan pembangunan nasional melalui pendidikan di masyarakat. (ambau.id)
Sementara itu, dari situsnya dapat dijelaskan bahwa Komunitas Anak Negeri merupakan komunitas yang peduli hak, kebutuhan dan pendidikan anak-anak yang tidak mampu secara ekonomi. Mereka menyebut diri sebagai sekumpulan anak negeri dari beragam suku, ras, agama, latar belakang dan pendidikan. Namun, dengan keragaman itu mereka bersatu dengan tekad yang sama, yaitu ingin terus melihat senyuman di wajah anak-anak yang sedang berjuang dalam ketidakmampuannya untuk menjadi berpendidikan.
Komunitas Anak Negeri mendedikasikan diri untuk membantu semaksimal mungkin untuk mencapai impian anak-anak yang tidak mampu. Sehingga anak-anak tersebut menjadi pribadi yang tidak buta huruf, tidak buta pendidikan dan mempunyai bekal masa depan. Bagi Komunitas Anak Negeri, anak-anak Indonesia adalah anak bangsa yang ingin memiliki kesempatan untuk turut andil dalam pembangunan dan kemajuan negeri tercinta.
Komunitas Anak Negeri ingin memberikan sesuatu paling berharga yakni waktu dan perhatian untuk mereka yang membutuhkan. Mereka berharap, gerakan kecil yang mereka inisiasi dapat membuat sedikit perubahan yang baik dan senyuman di wajah anak-anak Indonesia.
Para pegiat KJN, SM3T dan Komunitas Anak Negeri memiliki semangat dan kepedulian yang sama untuk terus mendidik anak-anak di daerah 3T. Mereka berdiskusi bagaimana cara membantu pemerintah dan berpartisipasi aktif melakukan perubahan dan pembangunan nasional melalui pendidikan di masyarakat. (ambau.id)
Comments
Post a Comment