Tanah ini belum lagi kering,
saat kau tumpahkan airmata yang deras jatuh,
tanpa sempat di seka.
Menangislah!
Benih yang tertanam tak sempat berkecambah,
saat kau bajakkan amarah
di pematang resah dalam diam.
Marahlah!
Pada tangis dan amarah
yang kemudian usai,
luapan kelegaanpun renyah,
berputar akal terekam jiwa,
rasa sesal kini terhimpun
di rapat sepuluh jemari.
Tengadahlah resah ,
tergetarlah qalbu, tertunduk kepala,
lalu ingat betapa hinanya diri telah banyak
melupakan hakikat-Nya.
Tanah kering karena amarah
kini basah kembali dengan airmata
saat penuh rela suka cita, tuk raih
kembali jalan ridho-Nya
Kobar Jambi, 12042018
Ilustrasi apaitu/ yuk klik iklannya
Comments
Post a Comment