Mendengar khotbah Jumat dengan Syekh Sudais di Masjid Haram Mekkah siang ini, bener-bener membuat saya kaget. ADA APA DENGAN SAUDI? Sdh sekitar 17 tahun saya keluar masuk negara ini, baik untuk umroh, maupun haji. Tapi baru pertama ini saya mendengar Khotbah yang seperti di Masjid Al-Azhar Mesir. Temanya Islam, agama yang ramah dan toleran. Pembukaan khotbah dimulai dengan ucapan rasa syukur kepada Allah karena telah menciptakan aneka rupa perbedaaan sebagai fitrah dan hikmah. Lalu masuk tema pokok, di dalm fiqh ibadah ada keramahan, seperti tayamum jika tidak menemukan air atau sakit.
Di dalam fiqh mu'amalah dieperbolehkan jual beli dengan orang Yahudi, Nasrani, bahkan kafir, dan pentingnya menghargai mereka, termasuk tradisinya sebagai hamba Allah. Di dalam fiqh munakahat, disebutkan ada keberkahan yang besar bagi calon mempelai putri untuk meringangkan mahar dan biaya resepsi bagi si jombloh. Dalam fiqh siyasi, perlunya memperjuangkan syari'a Islam bagi mayoritas di suatu daerah, seperti tegaknya hukum qisas dan hudud, tetapi jangan lupa, disana juga ada hukum diat dan indahnya untuk memaafkan.
Penerapan hukum diat ini perlu menghargai 'uruf (tradisi), bisa saja berbentuk hukuman masa di dlm penjara atau semacamnya yang sesuai dalam perjalanan suatu negara, tidak mesti diberlakukannya qisas. Lagi-lagi, kenyataannya meski kita diberi oleh Allah matahari yang sama, bulan yang sama, langit dan bumi yang sama, tetapi cuaca, warna kulit dan bahasa kita berbeda. Manhaj nubuwah itu maqasidnya adalah keadilan dan kemaslahatan. Karena Nabi meninggalkan negara madinah berupa manhaj (sistem) bukan form atau aplikasi hitam putih yang tinggal pasang. Bacalah piagam Madinah itu! Tetapi di akhir-akhir ini suara ekstrimis datang di berbagai belahan dunia dengan cara kaku dan intolerannya, justru untuk memecah persatuan. Padahal kita semua sedang dihadapkan pada persoalan al-Quds yang telah semena-mena dirampas haknya oleh Amerika dan sekutunya. Dan untuk kejahatan ini kita tidak boleh bertoleransi.
Terakhir khotib menyetir sabda Nabi, jangalanlah kebencian dan kesukaan kita yang berlebihan pada suatu kaum membuat kita tidak bisa berlaku adil. Wallahu'alam...
Mekkah, 6 Januari 2018. 5 Menit setelah khotbah
AGUK IRAWAN MN, PENULIS NOVEL LARIS HAJI BACKPAKER
(ambau.id/ yuk lanjut ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment