di tikungan situsi
gelap bukanlah tandingan
karena debur birahi bersekongkol dengan payudara di remang malam.
burung-burung malam pun berjajar di polesan make uo tebal.
sedangkan gincunya tersenyum menyapa pada tiap persinggahan waktu.
kolam, lampu taman dan bangku-bangku yang mendengkur di gelap malam
berpeluk dingin dengan dada terbuka.
pada pertigaan malam yang dibelai mesra, jalan tasik menjadi pasar.
aroma parfum dan jual beli cincin
tergeletak dalam ketebalan birahi hingga angka-angka seperti ibu tiri pemarah.
pada titik nilai seolah garis-garis pada guratan tangan yang berliku bagai rel abu-abu
padahal gerbong yang terbuka,
harusnya setara dengan fitrah di tangan-Nya.
di tikungan situasi
jalan pun terkekeh genit. lekuk-lekuk cuaca memancing air liur yang memerciki kata-kata hingga persetubuhan malam melarutkan tuhan ke dalam lendir di mulut-Nya.
Oktober 2005
(ilustrasi pinterest/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)
Comments
Post a Comment