SAJAK-SAJAK RENDI IPIN: PUISI ESAI: PK SOAL IPK
Aku menanti ranum
kala malam menyelimuti ruang
jegat hujan berkeliling sepanjang jalan
Aku menanti ranum
kala gelap singgah
suara-suara menghibur mengajak lelap
Aku menanti ranum
kala angin mengembus jiwa dan raga
beku diantara cabang-cabang rindang
Aku menanti ranum
kala pijar cahaya mulai redup
memaksa indra bersandar murung
Aku menanti ranum
kala daun-daun gugur
di tengah celoteh kisah muda
Ranum,
Aku ingin bersamamu di waktu pagi
Hingga petang pun jadi
PK SOAL IPK
2
Mei 2017,
kebetulan di hari pendidikan
adik-adik
mengucap
syukur,
tidak memandang biasa-biasa.
Akhirnya
Kami lulus! Sambil
mengendarai
motor,
Bukan
main warna-warni
corat-coret
di baju, simbol
selamat
tinggal putih abu-abu.
Tenang
Dik, itu hanya status.
Hitam-putih-abu-abu
itulah
warna-warni kehidupan yang
akan
dilalui.
Biarkanlah
angkatan muda itu
bersuka
cita menikmati keberhasilannya.
lepas
satu atau dua hari,
jika
ada adik, teman kemenakan
yang
ingin menjadi angkatan muda
perguruan
tinggi. apa motivasinya?
sebagai
saran pilih yang singkat saja.
Ajaklah
anak halus lagi polos itu,
katakanlah
kebetulan saya mau ke kampus
untuk
mengecek nilai dan
kamu
boleh ikut sambil melihat
bagaimana
khusyuknya disana.
rambu-rambunya,
jangan kenalkan
dia
soal nama-nama organisasi ataupun
politik
kampus. Biar saja itu diurus panitia
Ospek
atau mapehima. Supaya
jatah
menjawab pertanyaan mahasiswa baru,
membanggakan
panitia itu sendiri.
Tiba
di kampus, pilih suatu
tempat
yang dapat dijangkau internet
sambil
membawa laptop. Kemudian,
buka
situs SIAKAD (system informasi akademik)
sesuai
tujuan anda. Coba perhatikan.
Inilah
hasil pencapaian mahasiswa
selama
ia kuliah. Semua data
input
hasil ujian mata kuliah
ada
disini mirip-mirip seperti raportlah.
Ada
grade tinggi dan grade rendah.
Akumulasinya
dinamakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Nah,
jika ingin raport atau
IPK
mu di atas standar
alias
tinggi, sebagai mahasiswa
janganlah
jarang-jarang masuk kelas.
Hindarilah
bergadang kecuali
tugas
menumpuk dan
lebih
penting jauhi bantah-membantah
atau
gaduh yang bikin sakit hati
terhadap
fasilitator kelas alias dosen.
Sebab
bisa-bisa psikologis fasilitator
kelas
tadi berubah drastis derajat profesionalitasnya.
Kecuali
kalau anda maniak retorika mimik,
mungkin
situasi bisa berubah.
Kalau
anda adalah seorang penggiat
IPK
tulen jebolan itu, kuliahlah
betul-betul,
tengoklah kebelakang siapa
yang
berjuang mengeluarkan biayamu.
Supaya
lancar: janganlah terus-menerus/
mengurusi
kehidupan luar kampus”.
IPK
itu sudah ada cara penilaiannya
diatur
sesuai porsi hasil ujian.
Tidak
ada system remedial atau
panggil
orang tua untuk ujian ulang.
IPK
itu sudah berketetapan,
pakai
Persen pula, silahkan
konsultasikan
sama pihak kampus
.
tidak suka IPK tinggi,
lakukanlah
sebaliknya. sekali lagi
Indeks
prestasi Kumulatif versi SIAKAD.
Kedua,
beranjaklah berjalan dan
singgah
ke gedung yang sepi pagi
dan
ramai di sore hari.
Ini
apa ya? Banyak jemuran bergelantungan.
Oh,
Ini adalah rusunawa (rumah susun mahasiswa).
Lihatlah,
rusunawa itu tempat tinggalnya mahasiswa.
Diutamakan
bagi mahasiswa rantau
atau
jauh jaraknya. Mengapa
pilih
rusunawa, bukan kost-kostan atau kontrakan?
Sebab
siapa yang bisa jamin keamanan luar kampus.
Oleh
karna itu, percayakanlah sama
pihak
kampus yang Insya Allah minim resiko.
Menghindari
tamu tak diundang seperti
maling
sandal, maling motor, maling HP, maling BH,
kecuali
maling uang yang serba
bersistem
akibat jumlahnya menumpuk.
Sulit
dipahami bagi orang yang
masih
berkutat pada kognisi tingkat satu.
Begitu
juga gedung ini,
ada
juga gedung mahasiswa (secretariat mahasiswa)
Disini
kamu temukan betapa mahasiswa
punya
hak dan kewajiban,
mengimbangi
otak kanan yang
habis
diasah sampai licin kecerdasannya
Uniknya
mereka bertambah
rumah,
listrik tersedia, urusan air
hampir
pasti gratis.
kecuali
ada aturan.
Boleh
menetap menghindari
rasa
telat. Tempat ini djiadikan
ajang
para penggiat IPK
versi
kedua yakni Ikatan Penghuni Kampus (IPK).
Ketiga,
langkahkan kaki menuju
gedung-gedung
fakultas.
Perhatikan
setiap dinding-dinding
majalah
dinding atau papan pengumuman.
Simak
tempelan-tempelan berupa
tulisan.
“Wah banyak sekali infonya,
bahasanya
juga tinggi-tinggi”.
iya,
kampus harus produktif terhadap
akses
informasi. salah satunya
dituangkan
lewat papan Info.
Bermacam-macam
informasi berasal
dari
pihak kampus atau mahasiwa
bagi
seluruh manusia kampus. Jika
bernada
instruksi, maka patuhilah.
Mungkin
saja itu aturan kampus.
Jika,
bernada protes,
pastikan
apa yang ia protes.
Aturan
kampus perihal
tata
cara pakaian, kuliah
berikut
administrasi atau ketidak percayaanannya
kepada
hasil pemilu kampus.
Bahkan
himbauan kepada mahasiwa,
lantaran
kampusnya sudah kemasukan setan.
Penjahat-penjahat
pemikiran.
“Jika
papan info sepi tempelan,
Apakah
Kampus sudah tidak produktif?”.
Oh
tidak. janganlah langsung ambil
kesimpulan
bahwa kehidupan kampus
sudah
tidak produktif. Bisa saja
para
mahasiswa malas menempel.
Kenapa?
mungkin ini bentuk protes.
“Apa
yang diprotes?” pelayanan,
sampai
adminstrasi yang lantaran serba
memusingkan
itu. Lalu, pihak kampus
siap-siap
pasang badan. Cara ini
bisa
dipahami dan kita sebut
versi
ketiga: Ikatan Pemerhati Kampus (IPK).
Keempat,
keluarlah dari gedung
fakultas
menuju tempat bersantai mahasiswa,
bisa
di taman atau di kantin. Usahakan
cari
keramaian mahasiswa. Belilah
konsumsi
pelepas lapar dan dahaga.
Sambil
tarik nafas kemudian
Jelaskanlah.
Ruang ini penuh cerita
“Saban
Hari, ruang ini dipenuhi
mahasiswa
entah sembari makan
dan
minum mengurusi lembaran-lembaran
tugas
atau curhat dengan muka masam
soal
masalahnya dengan dosen
terkait
aturan-aturan serba instruksi.
Membuat
ia patah arang. Ada lagi
yang
setia menunggu uluran tangan kerabat,
sanak-saudara
di hari H registrasi ulang semester.
jika
cara ini kurang berhasil, siap-siap
kembali
ke retorika mimic. mau
bergaya
mulas, masam wajah di depan
lembaga
keuangan kampus. Tidak apalah,
semua
membutuhkan komunikais social.
Itu
yang menyakitkan,
Tapi
tidak semua menyakitkan,
ada
juga yang kegirangan mengabarkan
bahwa
ia habis dibantu sama dosen ikhwal
biaya
studi lapangan. Betapa mulianya
dosen
itu, bukti tidak semua dosen
bisa
bertindak di luar keprofesionalitasnya dari
serba
menuntut akademik lewat IPK
harus
diselesaikan mahasiswa itu sendiri.
Melihat
muka masam dan
kegirangan
memang membutuhkan
komunikasi
social yang handal.
Tidak
bisa hanya manut-manut saja.
Ngomong-ngomong,
perilaku dosen tadi,
bisa
ditiru oleh kepala kebijakan
kampus
dengan sedikit menggeser arti IPK
menjadi
Ikatan Pemerhati Kantong.
Cerita
khusyuk di kampus sudah usai,
beranjaklah
dari tempat itu dan
pastikan
ia bebas memilih seandainya
saya
diterima menjadi mahasiswa,
IPK
akan saya tinjau ulang.
Sembari
menekan bahawa tujuan perguruan tinggi
ada
tiga, a) pendidikan, b) penelitian, dan c) pengabdian masyarakat.
Terakhir,
berilah ia tugas baru apabila
berniat
menjadi mahasiswa mencari
antropologi
yang baru baik
tentang
mahasiswa maupun IPK itu tadi.
Mudah-mudahan
bisa ditemukan.
RANUM
Aku menanti ranum
kala malam menyelimuti ruang
jegat hujan berkeliling sepanjang jalan
Aku menanti ranum
kala gelap singgah
suara-suara menghibur mengajak lelap
Aku menanti ranum
kala angin mengembus jiwa dan raga
beku diantara cabang-cabang rindang
Aku menanti ranum
kala pijar cahaya mulai redup
memaksa indra bersandar murung
Aku menanti ranum
kala daun-daun gugur
di tengah celoteh kisah muda
Ranum,
Aku ingin bersamamu di waktu pagi
Hingga petang pun jadi
Comments
Post a Comment