SAJAK-SAJAK MARATUL ULYA
Aku pun ingin merajut asa, pertemuanku dengannya
Seperti Rabiah yang ketika itu masih dungu
Berani bermain main cinta
Tetapi salah memahami arti cinta yang kekal dan abadi
Seperti itu juga aku.
Aku menjadi penari diantara mata jalang yang merindukan lekuk tubuh nan gemulai
Aku menjadi penyanyi bagi mereka yang mabuk kepayang dengan syair cengeng dan suara merdu
Aku menjadi anggur bagi mereka yang mabuk
Aku menjadi cawan bagi kebodohan
Tak seperti Rabiah Yang lalu jatuh cinta pada tujuan penciptaannya
Aku masih saja bodoh dan dungu
Tapi aku masih berharap Kau akan memanggilku dengan panggilan mesra
Sebagaimana kau panggil Rabiah di sepanjang harinya
Bantul, 4 okt 2016
Tuhanku, duka ini adalah penghalangku untuk menuju padaMu
Aku tak tahu cara menghilangkannya dengan begitu cepat
Tapi Kau tahu segalanya
Kini kuserahkan seribu duka ini padaMu
++++
MARATUL ULYA merupakan alumnus Bahasa dan Sastra Indonesia dan aktivis perempuan sejak mahasiswa, pernah bergulat dalam kegiatan tulis-menulis di majalah kampus Ekspresi UNY. Kini mengelola percetakan dan penerbitan Indiepublish di Yogyakarta.
(Tak) Seperti Cinta Rabiah
Seperti Rabiah yang menunggu rombongan kafilah ke BasrahAku pun ingin merajut asa, pertemuanku dengannya
Seperti Rabiah yang ketika itu masih dungu
Berani bermain main cinta
Tetapi salah memahami arti cinta yang kekal dan abadi
Seperti itu juga aku.
Aku menjadi penari diantara mata jalang yang merindukan lekuk tubuh nan gemulai
Aku menjadi penyanyi bagi mereka yang mabuk kepayang dengan syair cengeng dan suara merdu
Aku menjadi anggur bagi mereka yang mabuk
Aku menjadi cawan bagi kebodohan
Tak seperti Rabiah Yang lalu jatuh cinta pada tujuan penciptaannya
Aku masih saja bodoh dan dungu
Tapi aku masih berharap Kau akan memanggilku dengan panggilan mesra
Sebagaimana kau panggil Rabiah di sepanjang harinya
Bantul, 4 okt 2016
Kuserahkan Dukaku PadaMu
Masih ada duka dari luka di hatikuTuhanku, duka ini adalah penghalangku untuk menuju padaMu
Aku tak tahu cara menghilangkannya dengan begitu cepat
Tapi Kau tahu segalanya
Kini kuserahkan seribu duka ini padaMu
++++
MARATUL ULYA merupakan alumnus Bahasa dan Sastra Indonesia dan aktivis perempuan sejak mahasiswa, pernah bergulat dalam kegiatan tulis-menulis di majalah kampus Ekspresi UNY. Kini mengelola percetakan dan penerbitan Indiepublish di Yogyakarta.
Comments
Post a Comment