PUISI ROSADI JAMANI PONTIANAK: SENJA MASIH BERSINAR

 


Senja Masih Bersinar


Di ujung jalan, di sana  

Takdir menuliskan kisah baru pada selembar daun gugur,  

Di bawah langit yang mengguratkan rona jingga,  

Berdirilah kios mungil, sederhana, namun penuh arti,  

Menawarkan sarapan pagi, bukan sekadar untuk perut lapar,  

Melainkan bagi jiwa yang tersesat dalam hiruk pikuk dunia.


Di balik meja kasir, sepasang insan senja  

Mengukir kisah hidup yang tak pernah lelah,  

Takdir mungkin telah menggurat kerut di wajah mereka,  

Namun cahaya di mata mereka tak pernah padam,  

Masih ada sinar di balik lelah yang tak terucapkan.


Kios itu, lebih dari sekadar tempat berteduh  

Dari kerasnya hidup yang tak kenal belas kasih,  

Ia adalah saksi bisu dari ketabahan dan kesetiaan,  

Di mana cinta tak lagi dirayakan dengan kata-kata manis,  

Melainkan dengan bahu yang saling menyanggah,  

Dengan tangan yang terus bekerja, tak peduli waktu.


Oh, senja yang masih bersinar,  

Kau ceritakan pada dunia tentang dua jiwa  

Yang tak mengenal kata menyerah,  

Di usia yang mungkin seharusnya dihabiskan di bangku malas,  

Mereka memilih untuk terus berjalan,  

Menapaki jalan berbatu, tak gentar oleh luka.


Dan kita, yang menatap mereka dari kejauhan,  

Mungkin tak akan pernah mengerti,  

Bahwa di balik senyum yang ditawarkan di balik meja kasir itu,  

Ada kekuatan yang tak kasat mata,  

Ada harapan yang tak pernah pudar,  

Bahwa hidup ini, betapa pun kerasnya,  

Masih layak untuk diperjuangkan,  

Selama senja masih bersinar di ufuk barat.


Maka, biarkanlah mereka berdua menari  

Di bawah cahaya temaram yang menggantung di langit,  

Karena mereka tahu,  

Bahwa hidup adalah tentang bertahan,  

Tentang mengukir jejak,  

Tentang menyalakan lentera kecil di tengah gelap,  

Hingga akhirnya, senja yang bersinar itu  

Menjadi saksi bisu dari sebuah perjuangan abadi.


Pontianak, 4 September 2024


#apapundipuisikan

Comments