TENTANG HUJAN: PUISI YUFITA, PONTIANAK



Suatu hari
anakku yang terkecil bertanya:
"Ibu, ceritakan padaku
bagaimana hujan tercipta!"

Aku sudah terlalu lama
meninggalkan bangku sekolah
ketika ladang mengering
sungai kehilangan riak

Ke kota mencari peruntungan
mana tahu ada orang butuh tenaga bersih-bersih

Lama kuberpikir
jawaban apa mesti kuberikan
Aku tak tahu tentang itu
Hujan kerap mengingkari janji
untuk sekadar berkunjung ke tanah kami
sedangkan teori pembentukannya
tak sempat pula kudengar

Ke hutan seharian menjerat ruak
menoreh getah dan menyiang pakis
kalau tidak apa lagi yang mesti ditanak

Kutatap mata anakku yang bebinar menunggu penuh harap
Tak sampai hati menampik pinta
tapi, kepada siapa kulayangkan
tanya yang sama

Keringat menguyupi kepala
Mataku ikut basah
Bagaimana hendak memulai kata mengawali kisah
Lisanku kelu
Sungguh aku tak tahu

Lalu dengan penuh takjub
anakku berseru:
"Terima kasih, Ibu."

Kini balik diriku
bertanya dalam diam
Memandangnya
dengan penuh perhatian

"Kelak tak akan kulukai hati  perempuan sebab pedih hatinya menghentikan hujan
Tangis kegembiraannya membawa kesejukan."

Pontianak, 9 April 2017.


(ilustrasi wallpaper awasome/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments