PEDAS : PUISI PARMADI, JAMBI



pedas,
sensasi rasa di ujung lidah
saat ku tergigit sekerat cabe itu di selipan irisan sayur paku yang terhidang hari itu. Nikmat, walaupun keringat tak terbendung mengucur deras.

pedas,
kurasakan ketika celaan itu menyentuh di ulu perasaan, mengiris ari tipis menusuk belikat.
bukan tulang namun sekeras tulang, bukan kulit selangsat kulit. ini lidah yang tiada bertulang,
ini otot yang bisa membuatku tercekat, saat suara yang dihasilkannya adalah hinaan.

pedas,
ternyata tergantung darimana kita biasa memaknainya.
Cabe pedas di kecap lidah itu sementara selanjutnya tiada bekas ,
tapi pedasnya bahasa lidah lebih tajam dari sebilah pedang
dapat membunuh hati,
andaikan diri tak mampu untuk bertahan,
pada kecaman, hinaan dan kekasaran
yang membungkam raga saat menahan amarah. Pedas menjadi malapetaka.

Kotabaru Jambi, pmd300118



(ilustrasi galery sindud art/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments