KETIKA DETAK ITU ADA: PUISI PARMADI, JAMBI



Ketika detak itu ada,
di masa lalu dan masa kini
mengisyaratkan keinginan perasaan
emosi dan berbagai angan,
meletup letup tanpa kuasa mengendalikannya,
berdetak berserak dalam keramaian dan kesunyian,
tanpa ragu
walau sesungguhnya tiadalah tahu, 'kan apa yang nanti terjadi.
Lalu saatnya tiba, sekalipun berlalu tanpa kata, tanpa jejak dan yang tinggal adalah kenangan.

Ada suatu ketika dimana detak itu, kembali menyeruak di sudut hati, menguak hatàpan,
menggugah kenangan,
seakan detak kembali mengingat kan.

Masa lalu yang tergoreskan dengan lugu di alam bawah sadarku,
bahagia yang demikian meletup,
suatu saat engkau tepat berada di nanar bola mataku,
entah perasaan apa ini bernama,
melihatmu penuh ketenangan,
mampu mengendalikan emosi,
membuat aku tak hiraukan pada yang terjadi pada diri.
aku jadi asyik bermain sendiri dan tampak konyol.
Kemarilah, kita bicara dan aku akan katakan "engkaulah perempuan yang aku inginkan."

Sesungguhnya detak itu masih ada
berjalan seiring waktu,
ada pertemuan,
ada keakraban dan ada binar binar,
di bayang yang seketika mampir di permukaan, dan pernah suatu ketika detak itu perlahan menghilang dari pandangan,
aku melupakanmu, tanpa dendam dan
caci maki,
dan saat detak itu kembali terukir
ada namamu,
tak kan ku lupa

Detak itu ada di masa itu,
ketika pertemuan kembali ada,
ketika suara-suara di sekitar mengingatkan aku akan kenangan itu,
seperti berubahnya waktu,
merubah pula gerak dan laku,
namun yakin hati ini tak lah berubah
ku datang lagi kini bersama rindu sebagaimana masa lalu,
yang pernah tersekat penyekat rindu. Masihkah penyekat itu?

Detak itu menyapa untuk sampaikan aku punya rindu,
mungkin itu di ruang rindumu,
agar kutaburi perasaan ini dengan segenap jiwaku sama sebagai yang tertulis di masa lalu
Manakala kabut bayangmu kulihat benderang, alangkah damainya.
Namun masih ragukah engkau memahaminya sebagai cinta?

Di ujung ruang yang kosong,
saat malam menyeruakkan purnama,
sedang kita masih dipersimpangan jalan. Aku sendirian menunggu.
Aku mau saatnya segera bertemu dan bayangmu nyata di depan mata,
Tapi masihkah kau ragu memaknainya sebagai cinta?

Dengan detak yang menaungi bagi langkah ku kini,
kesana kusandarkan harapan rindu,
Pada sebuah pengakuan; "andai aku punya masa depan di hàtimu, ku ingin masa depan itu dititipkan kepadamu."
(pmd22012018)


(ilustrasi amberallen/ yuk ke bagian bawah blog dan klik setiap iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments