KEINDAHAN: PUISI HUSENI LABIB, SAMARINDA



Kuintip dirimu dilubang malam, dalam penanggalan tua, hembusan angin januari,  gemericik rintik hujan, dingin mendesah terdengar ditengah sepi.

Haruskah kunyalakan api lilin, biar semesta sinawang tubuhmu, kau untukku terlalu rahasia, terang hati tak butuh anggukan, biarlah dia cahaya sendiri

Daun daun yang jatuh, membisik amaran khutbah, segerakan kau mendekat, umur tak bisa diramal, jemari manisnya tak sabar melingkar cincin emas..

Disini aliran mahakam, sampan ketinting bertukar riak air, membelah sungai menghanyut rindu, kisahnya abadi dari hulu sampilah ke hilir kemudi

Padamu buah ranum itu, menunggu waktu dipetik, harum warna warni indah, dalam mata kehangatan, senyuman yang menusuk jiwa

Distriksebrang, 25/01/2018


(ilustrasi dailypainters yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments