JALAN KITA: PUISI HERI MULYADI, MAKASSAR



sebentang jalan
bertutur kisah beribu jejak anak adam
saat kata menjadi belati
juga pedang, tombak, anak panah, dan butir peluru.

sejak engkau dan aku bersisian di cabang jalan,
aku di jalur kanan, dan engkau di kiri
engkau kukuh menghunjam belati
menghunus pedang
melontar tombak
menghujan anak panah
memuntah butir peluru.

padahal, ujar teman, kita masih di jalan yang sama: menyulam kata-kata.

jangan kasih kendor
titahmu bak instruksi seorang komandan.

kita sedang perang:
buru mereka ke lorong-lorong
habisi sampai ke ujung napas
mati,  atau kembali.

tampik sorak gemuruh
kau tertawa, riang!

kebencian
nyata mendalam
entah kenapa,
tak tahu untuk apa.

di ujung persimpangan
masih terngiang
lantunan syair-syair cintamu
mengalir bagai khutbah:
memekak telinga. 

"cinta kubangun dengan perang, " teriakmu lantang.

aku terpaku
mematung tanpa kata.

Makassar,  26 Januari 2018


(ilustrasi encyclopedia britannica / yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk informasi berharga dan mencerahkan)

Comments