DI BUKIT MENUMBING, KAU POTRET ITU: PUISI ANTO NARASOMA, PALEMBANG



masih tercatat di ketinggian itu.
dari lembaran buku yang meriwayatkan kekejian penjajah adalah kepengecutan.

dari ketinggian inilah kau teropong segala pedih dan genangan air mata di pantai tenggiri yang landai,
tentang perlawanan kecil rakyatmu.

di kiri-kanan jalan tempatmu bersedakap dengan Cinta,
melahirkan cinta-cinta patriotik ke landasan pacu.

masih segar raut wajahmu dipeluk zaman.

dalam sejumlah potret yang kau bidik dari kejauhan jarak,
telah membakar semangatku yang berkelip pada kelompok perlawanan rakyat.

dari dinding pengasingan di bukit inilah kau potret segala kepedihan tentang cerita dan anyir darah.

: suatu hasrat;
tenggelam lalu muncul dalam keperkasaan cinta-Nya yang menghanguskan efek bunyi sajak-sajak perjuangan rakyatmu.

meski sunyi dari derap pertempuran di medan perlawanan,
segala ide dan fokus pikiranmu mendesing bagai peluru tajam.

berpacu dalam kesunyian hari-hari panjang di mataku,
kesetiaanmu menceburkan diri di kaki bukit menumbing,
menyudutkan persepsi tentang cinta dari seraut wajah perempuanmu.

Januari 2018


(ilustrasi tick tock blogger/ yuk ke bagian bawah blog dan klik iklannya untuk setiap informasi berharga dan mencerahkan)

Comments