MEMBACA DAN MENULIS SEBAGAI TEORI SEKALIGUS PRAKTIK



"Sudah belajar nak ?". "Sudah ma". Jawab anakku.

" Belajar apa ?". "Kerjakan PR ma". Lalu kutatap wajah anakku.

"Nak, belajar itu bukan hanya kerjakan PR. Belajar itu baca buku. Ulang materi yang dipelajari hari ini. Buat catatan atau rangkuman. Dan baca materi selanjutnya agar pada waktunya nanti sampai pada bab itu, kamu sudah punya bekal ". Ungkapku agak panjang.

"Yah, lama dong ma". Sahutnya.

Berhubung saya parents zaman now. Saya tarik nafas mencoba bersabar. "Jika membaca tak dilakukan setiap hari bagaimana bisa membaca dengan cepat ?. Jika membaca tidak dicatat, apa yang bisa diingat ? Jika membaca tak ditulis ulang apa yang dipahami?".

Anakku tersenyum, "iya sih, kalau gak baca ya gak paham. Kalau gak paham ya bagaimana mau merangkum".

"Ya, sudah. Sebagai kidz zaman now. Silahkan kembali ke kamar dan baca bukunya".

Anakku berlalu menuju kamar. Dan kembali membaca bukunya.

Apa yang salah dengan pengajaran kita ?

Kegiatan membaca yang terlupakan. Dianggap tak penting dan menghabiskan banyak waktu ?

Kemarin saya baru memberikan koreksi atas buku ajar matematika yang salah membuat rumus. Saya katakan pada pihak sekolah apakah tidak ada guru senior yang mereview buku ajar sebelum digunakan atau diajarkan ? Bayangkan jika buku itu yang digunakan dan anak menghafal rumus atau memahami rumus ternyata itu salah ? Apa jadinya ? pantaslah nilai UN kita tak banyak yang baik. Meski saya tak boleh mengeneralisasi kasus. Tapi buku ajar sekolah kan tersebar masif. Maka rumus yang salah juga tersebar masif.

Pengajar harus membaca materi sebelum mengajarkannya. Dan segera koreksi jika ada kesalahan.Dampak dari tidak membaca dengan baik bisa berakibat fatal. Jika dosen pembimbing tak membaca dengan baik berkas Tugas Akhir bisa saja saat ujian dia tidak lulus. Jika begini masihkah kegiatan membaca diabaikan ? .

Bagaimana cara kita memahami sebuah bacaan ? Tuliskan hal-hal kita ketahui dan kita pahami. Kemudian kembangkan menjadi sebuah tulisan dengan mengoptimalkan  olah pikir dan olah rasa. Akan terasa sekali sebuah tulisan yang dilandasi dengan pemahaman penuh atau sekedar menulis ulang.

Menulis adalah proses kreasi dalam belajar. Disanalah puzzle pengetahuan, serpihan pengamatan, luasnya wawasan akan dirasakan. Penggunaan kosa kata yang variatif sesuai konteks. Kalimat lugas dan bernas mudah dicerna akan tersaji.

Membaca dan menulis adalah energy dalam yang potensial. Dia harus dikeluarkan secara optimal dengan pembiasaan.

Membaca dan menulis adalah ilmu teori sekaligus praktek. Ilmu yang membutuhkan latihan sejak dini. Latihan akan membentuk kebiasaan dan kemahiran.

Kembalilah pada esensi pengajaran, kuasai ilmu dan kemahiran membaca dan menulis.

DR.  AMIE PRIMARNI, dosen universitas ibnu khaldun dan motivator menulis

Comments