TUHAN SINGGAH DI KOTA: PUISI MUHAMMAD THOBRONI


Tuhan singgah di kota
Hampir tengah malam dan
Menepuk bahu para hamba,
"Kenapa begitu sibuk kalian,
Mengejar kecantikan dan puncak
Gunung Amal yang sunyi.  Kapan
Kalian menemui-Ku, menyapa segala cinta
Ungkapkan segala resah dunia?"
Kita para hamba tertunduk
Khusyuk mendengarnya lantas
Bergegas sebar ke setiap sudut kota
Bersejingkat bersama peluh dan noda

Tuhan singgah di kota
Tengah malam lewat sedikit
Para hamba terkapar di ranjangnya
Dalam pelukan noda dan debu
Bau mulut bercampur parfum dan bir
Aneka rupa kain berserak tak tampak
Siapa punya dengan ukuran berapa
Tuhan ngungun memandang mereka,
Dan sebelum terbang, Dia berbisik,
"Jumpailah Aku selepas ini. Semua
Yang mencintaiku pasti rindu.
Biar kantuk menjeratmu,  tapi
Gairah bertemu pelukan syahdu."
Para hamba terbangun dari lelap,
Berhambur mencari HP dan
Meraba layanan online seraya
Menekan fitur "pesan sekarang".
Bau wangi menelusup lewat bawah pintu
Merasuk ke dalam selimut dan
Ranjang pun kembali bergoyang
Pada sepertiga akhir malam

Tuhan singgah di kota
Matahari telah terik di atas
Sana, sengatannya terasa hingga
Dasar ubun-ubun para hamba
Tuhan duduk bersila menghadap
Para hamba yang sedang sibuk menghitung
Rugi dan laba, seraya berkata,
"Adakah yang lebih kalian cintai dariKu,
Harta, tahta dan kemaluanlah yang
Kalian utama dan tancapkan jiwa. Apalah
Aku ini, debu beterbangan di antara
Cita dan mimpi kalian semua
Menggapai puncak gunung dan
Menyelami dasar seluruh samudera?"

Tuhan singgah di kota
Para hamba melaju terburu
Keringat menderas sekujur tubuh
Mengayuh pedal hidupnya dan
Mengukur setiap jarak kerinduan.
Tuhan mencegat para hamba di tengah kemacetan dan wajah lelah yang menghiba,
"Ino telah hampir senja. Kalian
Belum juga ingat aku. Magrib segera tiba.
Kegelapan akan mengubur segala
Jejak dan menjadi kelambu
Belum sadarkah pula, bahwa siang dan pesta pora tak selamanya? Hingga tiba senja
Dan magrib menjadi kala durhaka.
Kemarilah. BahuKu tempat kalian bersandar.  Berlabuhlah duka pada lapang dadaKu. Menepilah segala resah pada dermaga ampunKu. Aku masih menunggu. Dan akan terus menunggu."

2017

Comments