KONTEN PORNOGRAFI OKNUM MAHASISWI




Dua hari terakhir banyak masyarakat meminta sebuah konten pornografi oknum mahasiswi diblokir. Asal muasalnya banyak pemberitaan media online mengulas tentang peristiwa nista tersebut.

Sebetulnya jenis konten seperti itu jumlahnya ratusan ribu didatabase kami. Tidak ada yang istimewa! Bedanya konten pornografi yang beredar kali ini dipopulerkan pemberitaan media online terbesar di negara ini.

Entah sepenting apakah sampai harus diulas berulang-ulang?

+++

Ulasan saya tentu tidak bermaksud agar konten lebih populer, toh tanpa ulasan saya, konten sudah terlanjur membanjiri ruang siber kita yang memang sudah terlanjur kotor ini.

+++

Dari pengalaman dapur pemblokiran konten kami, konten pornografi yang dipopulerkan pemberitaan media mainstream dipastikan akan lebih sulit atau bahkan tidak mungkin dikendalikan sebarannya.

Penyebar konten pornografi  akan memproduksi ulang konten tersebut berkali lipat, berpuluh kali lipat, beratus kali lipat, bahkan beribu kali lipat jika situsnya diblokir.

+++
Kok bisa? karena permintaan orang mengakses semakin banyak. Itulah saat yang tepat untuk mereka memanen rating di ladang online.

Rating pengakses yang tinggi akan memberikan taburan dollar dari pengiklan situs abal-abal tersebut.

Masa bodo dengan akhlak, persetan dengan generasi muda, tidak peduli dengan anak-anak, asalkan dollar mengalir, mereka akan lakukan segala cara agar konten bisa terus dipopulerkan untuk menghamba rating!

+++
Justru yang harus jadi warning, media mainstrem seharusnya bisa membatasi ulasan pemberitaan konten-konten pornografi. Jangan khawatir kalah rating! Media online tidak akan besar dan terhormat jika hanya mengandalkan berita-berita murahan aib seseorang!

Mas dan mbak'e wartawan yang pinter-pinter, mbok bayangkan jika oknum di konten pornografi itu adalah anda, anggota keluarga anda, sahabat anda, atau saudara anda. Rela dosa dan aibnya terus diulas meski itu sebuah fakta?

+++
Saat ini,  satu-satunya cara, kami hanya menunggu pemberitaan reda dan permintaan pengakses turun. Mulailah tim kami 'mencuci piring', membersihkan, dan mengeksekusi situs satu persatu. Meski tidak akan bersih 100 persen, setidaknya sedikit upaya kami diharapkan bisa mengurangi kemungkinan konten diakses generasi berikutnya.

+++

#diskusi ringan dari dapur kami.

TEGUH ARIFIYADI, salah satu penjaga dapur blokir kementerian komunikasi dan informasi

Comments