BUSAK DIAN DALAM PROSESI PERNIKAHAN PENGANTIN TIDUNG



Busak dian yang berarti bunga lilin, sedelang merupakan cindra mata yang berbentuk piring yang
dibungkus dengan kain kuning sebanyak sembilan buah yang dibawa oleh Sembilan pihak
perempuan.
Setelah rombongan arak‐arakan tiba dihalaman rumah maka kesenian hadra menjadi pengiring
berhenti, yang kemudian keluarga wanita mengutus salah satu dari pihak keluarga untuk menjemput
rombongan pihak mempelai pria dengan membawa selawat nabi dan melempar beras kuning yang
kemudian barulah keluarga pria masuk rumah wanita.
Ketika rombongan memasuki rumah akan diiringi musik kulintang dan menyanyikan lagu jepin
yang berate raja berangkat setelah itu mempelai pria berdiri didepan pelaminan yang disebat pagau
yang kemudian akan melakukan prosesi pugau‐pugau yaitu semua undangan yang hadir akan
memberikan hadiah berupa uang yang dimasukan kedalam tempat yang telah disediakan.
Setalah itu dilanjutkan tradisi membuka tabir berupa kain yang menutupi pelaminan yang
berlapis dua, setelah itu mempelai pria akan melewati satu tahap dimana wajah dari mempelai
wanita tutupi dengan kipas yang dipegang oleh seseorang yang disebut ina pengantin yang nantinya
akan dibika mempelai pria.
Setelah semua terbuka maka mempelai pria akan memegang pergelangan tangan wanita
bertanda diijinkan nya pria duduk disamping kanan nya.

DIAN SULASTRI, mahasiswi pbsi fkip ubt

Comments