MAKRIFAT CINTA



Dalam kitab ar-Risâlah al-Qusyairiyah, Imam al-Qusyairi rahimahullah menukilkan sebuah cerita dari Abu Ali Mimsyad bin Said al-Ukbari yang mengisahkan tentang seekor burung jantan yang sedang merayu burung betina yang dicintainya pada saat keduanya sedang bertengger di atas kubah milik Nabi Sulaiman as. Namun, burung betina itu ternyata menolaknya.

“Mengapa kamu menolak cintaku?” tanya si burung jantan. Kemudian, burung jantan itu berkata lagi, “Andaikan kamu mau menerima cintaku, lalu engkau memintaku untuk membalikkan kubah ini hingga menimpa Sulaiman, maka aku akan melakukannya untukmu!”

Nabi Sulaiman as. yang telah dianugerahi mukjizat oleh Allah Ta’ala berupa kemampuan memahami bahasa binatang itu mendengar ucapan burung jantan tersebut. Lalu, beliau segera memanggilnya dan bertanya, “Mengapa kamu berani berkata seperti itu?”

Burung jantan itu berkata, “Wahai Nabi Allah, jangan buru-buru marah dulu kepadaku. Sebab, pencinta memiliki lisan yang hanya dimiliki orang gila dan kami berbicara dengan lisan cinta, bukan dengan lisan ilmu dan akal.”

Setelah mendengar penuturan polos burung jantan tersebut, Nabi Sulaiman pun tersenyum dan berkata, “Kamu benar!” Lalu, burung jantan itu pun dimaafkannya.


JAMAL  T. SURYANATA,  budayawan banjarmasin









(ambau. Id/ilustrasi: www.vamma.com)

Comments