KABAR: GERAKAN LITERASI DI KALIMANTAN SEMAKIN MENGGEMBIRAKAN




GERAKAN LITERASI DI KALIMANTAN SEMAKIN MENGGEMBIRAKAN

TARAKAN (14/08). Gerakan literasi di Kalimantan semakin menggembirakan. Banyak pihak mulai tertarik dan melihat bahwa masalah melek aksara bagi masyarakat adalah hal penting dan mendesak. "Hoax di mana-mana, persoalan hidup semakin kompleks, tantangan kehidupan bangsa Indonesia di era global semakin kompleks. Gerakan literasi ini tentu saja menyumbang wawasan baru, gerakan pencerahan bagi masyarakat agar tidak berhenti, agar terus melakukan langkah-langkah maju ke depan, " ujar pengamat pengajaran literasi dari Universitas Borneo Tarakan, Muhammad Thobroni. 
Menurut pengamat budaya dan Ketua Hiski Kalimantan Utara tersebut, di Kalimantan Utara telah banyak lahir dan bergerak komunitas atau forum yang peduli literasi. Mereka melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif agar masyarakat terus belajar, mampu membaca, menulis dan berhitung cara baik. Sebut saja Komunitas Jendela Nusantara (KJN), One Person One Book (OPOB), Forum Guru Tapal Batas (FGTB), dan Rumah Kreatif Terdepan (RKT). "Ini menggembirakan kita semua. Masyarakat luar Kalimantan jangan sampai menyangka kita hidup di tengah belantara hutan tanpa pendidikan. Jangan sampai Kalimantan hanya dipandang orang luar sebagai daerah yang berisi orang-orang tidak terpelajar, orang-orang yang tidak mau belajar dan tidak berperadaban. Kita telah menunjukkan bahwa Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara masyarakatnya cerdas, pintar, terampil, kreatif, inovatif dan terus berpikir bertindak memajukan kawasannya," jelas Thobroni.
Thobroni juga berharap, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang telah ada di Kalimantan Utara akan terus belajar. "Sekarang sudah ada perorangan dan forum yang merintis TBM, seperti di Atap yang dirintis guru SMA Sembakung, di Atap Sembakung yang dirintis oleh anak-anak muda setempat dengan pendampingan HISKI, di Sebatik dan Nunukan juga telah dirintias TBM. Tarakan juga ada beberapa. Kita berharap, TBM akan semakin menjamur dan menjadi bagian penting bagi pembangunan di kawasan utara Indonesia ini. Kita jadikan Kalimantan Utara sebagai gerbang utara Indonesia. Sebagai pintu gerbang tentu harus indah, menarik dan enak dilihat sehingga memberi kesan baik bagi tamu yang datang melalui daerah ini," tambah Thobroni. 
Thobroni menyambut baik banyak pihak yang telah menjadi donatur dan penyumbang gerakan literasi di Kalimantan Utara, baik dalam bentuk buku, pakaian bekas, alat tulis, maupun uang. "Kita memang harus bahu-membahu. Masyarakat yang peduli gerakan literasi dapat langsung mengontak komunitas yang ingin diajak berkolaborasi melakukan pembelajaran di daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T)," kata Thobroni. (ambau.id)

Comments