KABAR: AJANG KREATIF ANAK PERBATASAN DI PANGGUNG TEATER NASIONAL





AJANG KREATIF ANAK PERBATASAN DI PANGGUNG TEATER NASIONAL

TARAKAN (20/08). Hidup di perbatasan bagi anak-anak perbatasan barangkali adalah waktu menunggu dan menghitung detik-detik perubahan. Hidup adalah pertaruhan nasib bagi anak-anak di perbatasan, apakah mereka akan bersegera menjadi yang terdepan ataukah tetap terkungkung di dalam keterbatasan. Bahkan, tanpa melakukan apapun, mereka bersiap menghadapi kutukan ungkapan “bagaikan katak dalam tempurung”. Itulah sebab, setiap kesempatan menjadi peluang untuk berpijak menggapai perubahan. Setiap peluang untuk mengubah nasib, nasib diri sendiri, masyarakat dan daerahnya.
Anak-anak muda yang bergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni dan Budaya Universitas Borneo Tarakan (UBT) menyadari setiap kesulitan yang mengepung dan siap menghadap perjalanan hidup mereke meraih sukses. Tapi, ketika mereka memilih berproses kreatif di UKM Seni dan Budaya, anak-anak muda tersebut menyadari bahwa kesulitan adalah bagian dari jalan berproses kreatif. Mereka menjadikan kesulitan bukan sebagai hambatan, sebagai gizi meningkatkan daya kreativitas. Sehingga mereka tak pernah lelah berlatih. Mereka tak pernah berhenti mementaskan imajinasi. Setiap sudut mereka jelajahi untuk berpuisi, berteater, bermusik, menari, dan pentas seni lain. 
Hingga, mereka memenuhi undangan untuk tampil dalam even nasional bertajuk "Temu Teater Mahasiswa Nusantara XV 2017" di Pulau Madura, Jawa Timur.



Perjalanan mereka untuk dapat tampil di even nasional pastilah harus dilalui dengan bekerja keras, penuh onak dan duri. Terutama sebagai anak muda, dan mahasiswa, persoalan dana untuk perjalanan berangkat ke Madura pastilah menjadi persoalan yang harus mereka selesaikan. Tak kurang akal, dengan subsidi perjalanan UBT, anak-anak muda itu mencari cara untuk mendapatkan dana agar mereka dapat terus berkreativitas di tingkat nasional. Mereka pun menggelar pentas seni untuk uji nyali awal dan memastikan persiapan mereka telah cukup. Dan tentu saja, mereka mendapatkan tambahan dana meski belum mampu mencukupi. Semangat dan hasrat kreatif mereka tak pernah surut. Sehingga beberapa pihak suka rela membantu mereka secara pribadi. 

"Akhirnya telah terealisasi suara utara malam tadi melalui pementasan teater di Temu Teater Mahasiswa Nusantara XV Madura perwakilan Universitas Borneo Tarakan. Terima kasih atas segala dukungan kawan" kaltara,Tarakan dan senior . Dan terima kasih kepada Bapak pembina pak Muhammad Thobroni dan sekaligus bapak rektor UBT Prof.Adri patton yang telah memberikan motivasi untuk terus berkarya.” Dhayat, Ketua UKM Seni Budaya. Ekspresi kebahagiaan dan ucapan syukur itu pantas disampaikan Dhayat dan anak-anak muda di UKM Seni Budaya UBT mengingat perjuangan untuk menyeberangi samudera bukanlah hal sepele. Mereka telah mempertaruhkan jiwa dan raga, material dan non material. Lebih dari itu, perjalanan untuk pentas dan temu teater nasional tersebut adalah perjalanan kreatif yang harus dilakukan guna menyelamatkan imajinasi perubahan.
 Keberhasilan mereka tampil dalam pentas teater nasional, disambut baik dan hangat oleh Rektor UBT Prof. Adri Patton. "Selamat dan sukses para mahasiswa UBT yang terus berkarya memberikan yang terbaik bagi UBT dan sesama," ujar Rektor Adri Patton.
Anggota masyarakat dan para alumni juga memberi support atas pementasan teater oleh UKM Seni Budaya di tingkat Nasional. "Suara kecil kaltara harus terus lahir pada sejengkal kehidupan nadi anak belantara. Gumang pemuda desa yang sesekali melirihkan pikul pada gelombang kehidupan di bumi upun taka tercinta. Suatu makna hidup yang lahir karena adanya cinta kemuliah tuhan.. Melawan adalah bagian jihad kehidupan anak sastra..lanjutkan perjuanganmu kawan kami di sudut kaltara siap merongrong kehidupan sunyi," ujar Azni, pegiat Budaya di Kabupaten Tana Tidung yang juga alumni UBT. 
Apa yang disampaikan alumni tersebut wajar mengingat kesempatan tampil di even nasional belum tentu dapat dirasakan oleh setiap anak muda di kawasan perbatasan.  Bahkan, tampil dalam even-even regional dan lokal pun masih menjadi barang mahal bagi anak-anak potensial dari seluruh penjuru kawasan perbatasan.




Prestasi tampil di even nasional juga disambut baik oleh pengamat budaya dari UBT, M Thobroni, yang juga pembina UKM Seni Budaya UBT. "Selamat menempuh perjalanan kreatif anak2ku. Bekal semangat dan kemauan itu yang utama. Tetap optimis, perbatasan tidak menjadi alasan untuk keterbatasan. Semangat mengikuti temu dan pentas teater nusantara di madura. Bertegur sapa dengan pegiat teater dari penjuru nusantara. Sebagian besar kalian, ini adalah perjalanan pertama menyeberang samudera. Semoga kelak menemu bahwa dunia tak seluas daun kelor. Dan tidak menjadi katak terjebak tempurung. Doaku menyertai. Sukses buat kalian semua," ujar Thobroni ketika melepas anak-anak muda itu merantau melanjutkan proses kreatifnya ke Madura. (ambau.id)

Comments