SAJAK-SAJAK RENDI IPIN: PUISI ESAI

SAJAK-SAJAK RENDI IPIN: PUISI ESAI: PK SOAL IPK







PK SOAL IPK



2 Mei 2017,
kebetulan  di hari pendidikan
adik-adik mengucap
syukur, tidak memandang biasa-biasa.
Akhirnya Kami lulus! Sambil
mengendarai motor,
Bukan main warna-warni
corat-coret di baju, simbol
selamat tinggal putih abu-abu.
Tenang Dik, itu hanya status.
Hitam-putih-abu-abu
itulah warna-warni kehidupan yang
akan dilalui.
Biarkanlah angkatan muda itu
bersuka cita menikmati keberhasilannya.
lepas satu atau dua hari,
jika ada adik, teman kemenakan
yang ingin menjadi angkatan muda
perguruan tinggi. apa motivasinya?
sebagai saran pilih yang singkat saja.
Ajaklah anak halus lagi polos itu, 
katakanlah kebetulan saya mau ke kampus
untuk mengecek nilai dan
kamu boleh ikut sambil melihat
bagaimana khusyuknya disana.
rambu-rambunya, jangan kenalkan
dia soal nama-nama organisasi ataupun
politik kampus. Biar saja itu diurus panitia
Ospek atau mapehima. Supaya
jatah menjawab pertanyaan mahasiswa baru,
membanggakan panitia itu sendiri.
Tiba di kampus, pilih suatu
tempat yang dapat dijangkau internet
sambil membawa laptop. Kemudian,  
buka situs SIAKAD (system informasi akademik)
sesuai tujuan anda. Coba perhatikan.
Inilah  hasil pencapaian mahasiswa
selama ia kuliah. Semua data
input hasil ujian mata kuliah
ada disini mirip-mirip seperti raportlah. 
Ada grade tinggi  dan  grade rendah.
Akumulasinya dinamakan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Nah, jika ingin raport atau
IPK mu di atas standar
alias tinggi, sebagai mahasiswa
janganlah jarang-jarang masuk kelas.
Hindarilah bergadang kecuali
tugas menumpuk dan
lebih penting jauhi bantah-membantah
atau gaduh yang bikin sakit hati
terhadap fasilitator kelas alias dosen.
Sebab bisa-bisa psikologis fasilitator
kelas tadi berubah drastis derajat profesionalitasnya.
Kecuali kalau anda maniak retorika mimik,
mungkin situasi bisa berubah.
Kalau anda adalah seorang penggiat
IPK tulen jebolan itu, kuliahlah
betul-betul, tengoklah  kebelakang siapa
yang berjuang mengeluarkan biayamu.
Supaya lancar: janganlah terus-menerus/
mengurusi kehidupan luar kampus”.
IPK itu sudah ada cara penilaiannya
diatur sesuai porsi hasil ujian.
Tidak ada system  remedial atau
panggil orang tua untuk ujian ulang.
IPK itu sudah berketetapan,
pakai Persen pula, silahkan
konsultasikan sama pihak kampus
. tidak suka IPK tinggi,
lakukanlah sebaliknya. sekali lagi
Indeks prestasi Kumulatif versi SIAKAD.
Kedua, beranjaklah berjalan dan
singgah ke gedung yang sepi pagi
dan ramai di sore hari.
Ini apa ya? Banyak jemuran bergelantungan.
Oh, Ini adalah rusunawa (rumah susun mahasiswa).
Lihatlah, rusunawa itu tempat tinggalnya mahasiswa.
Diutamakan bagi mahasiswa rantau
atau jauh jaraknya. Mengapa
pilih rusunawa, bukan kost-kostan atau kontrakan?
Sebab siapa yang bisa jamin keamanan luar kampus.
Oleh karna itu, percayakanlah sama
pihak kampus yang Insya Allah minim resiko.
Menghindari tamu tak diundang seperti
maling sandal, maling motor, maling HP, maling BH,
kecuali maling uang yang serba
bersistem akibat jumlahnya menumpuk.
Sulit dipahami  bagi orang yang
masih berkutat pada kognisi tingkat satu.
Begitu juga gedung ini,
ada juga gedung mahasiswa (secretariat mahasiswa)
Disini kamu temukan betapa mahasiswa
punya hak dan kewajiban,
mengimbangi otak kanan yang
habis diasah sampai licin kecerdasannya
Uniknya mereka bertambah
rumah, listrik tersedia, urusan air
hampir pasti gratis.
kecuali ada aturan.
Boleh menetap menghindari
rasa telat. Tempat ini djiadikan
ajang para penggiat IPK
versi kedua yakni Ikatan Penghuni Kampus (IPK).
Ketiga, langkahkan kaki menuju
gedung-gedung fakultas.
Perhatikan setiap dinding-dinding
majalah dinding atau papan pengumuman.
Simak tempelan-tempelan berupa
tulisan. “Wah banyak sekali infonya,
bahasanya juga tinggi-tinggi”.
iya, kampus harus produktif terhadap
akses informasi. salah satunya
dituangkan lewat papan Info.
Bermacam-macam informasi berasal
dari pihak kampus atau mahasiwa
bagi seluruh manusia kampus. Jika
bernada instruksi, maka patuhilah.
Mungkin saja itu aturan kampus.
Jika, bernada protes,
pastikan apa yang ia protes.
Aturan kampus perihal
tata cara pakaian, kuliah
berikut administrasi atau ketidak percayaanannya
kepada hasil pemilu kampus.
Bahkan himbauan kepada mahasiwa,
lantaran kampusnya sudah kemasukan setan.
Penjahat-penjahat pemikiran.
“Jika papan info sepi tempelan,
Apakah Kampus sudah tidak produktif?”.
Oh tidak. janganlah langsung ambil
kesimpulan bahwa kehidupan kampus
sudah tidak produktif. Bisa saja
para mahasiswa malas menempel.
Kenapa? mungkin ini bentuk protes.
“Apa yang diprotes?” pelayanan,
sampai adminstrasi yang lantaran serba
memusingkan itu. Lalu, pihak kampus
siap-siap pasang badan. Cara ini
bisa dipahami  dan kita sebut
versi ketiga: Ikatan Pemerhati Kampus (IPK).
Keempat, keluarlah dari gedung
fakultas menuju tempat bersantai mahasiswa,
bisa di taman atau di kantin. Usahakan
cari keramaian mahasiswa. Belilah
konsumsi pelepas lapar dan dahaga.
Sambil tarik nafas kemudian 
Jelaskanlah. Ruang ini penuh cerita
“Saban Hari, ruang ini dipenuhi
mahasiswa entah sembari makan
dan minum mengurusi lembaran-lembaran
tugas atau curhat dengan muka masam
soal masalahnya dengan dosen
terkait aturan-aturan serba instruksi.
Membuat ia patah arang. Ada lagi
yang setia menunggu uluran tangan kerabat,
sanak-saudara di hari H registrasi ulang semester.
jika cara ini kurang berhasil, siap-siap
kembali ke retorika mimic. mau
bergaya mulas, masam wajah di depan 
lembaga keuangan kampus. Tidak apalah,
semua membutuhkan komunikais social.
Itu yang menyakitkan,
Tapi tidak semua menyakitkan,
ada juga yang kegirangan mengabarkan
bahwa ia habis dibantu sama dosen ikhwal 
biaya studi lapangan. Betapa mulianya
dosen itu, bukti tidak semua dosen
bisa bertindak di luar keprofesionalitasnya dari
serba menuntut akademik lewat IPK
harus diselesaikan mahasiswa itu sendiri.
Melihat muka masam dan
kegirangan memang membutuhkan
komunikasi social yang handal.
Tidak bisa hanya manut-manut saja.
Ngomong-ngomong, perilaku dosen tadi,
bisa ditiru oleh kepala kebijakan
kampus dengan sedikit menggeser arti IPK
menjadi Ikatan Pemerhati Kantong.
Cerita khusyuk di kampus sudah usai,
beranjaklah dari tempat itu dan
pastikan ia bebas memilih seandainya
saya diterima menjadi mahasiswa,
IPK akan saya tinjau ulang.
Sembari menekan bahawa tujuan perguruan tinggi
ada tiga, a) pendidikan, b) penelitian, dan c) pengabdian masyarakat.
Terakhir, berilah ia tugas baru apabila
berniat menjadi mahasiswa mencari
antropologi yang baru baik
tentang mahasiswa maupun IPK itu tadi.
Mudah-mudahan bisa ditemukan.

RANUM


Aku menanti ranum
kala malam menyelimuti ruang
jegat hujan berkeliling sepanjang jalan
Aku menanti ranum
kala gelap singgah
suara-suara menghibur mengajak lelap
Aku menanti ranum
kala angin mengembus jiwa dan raga
beku diantara cabang-cabang rindang
Aku menanti ranum
kala pijar cahaya mulai redup
memaksa indra bersandar murung
Aku menanti ranum
kala daun-daun gugur
di tengah celoteh kisah muda
Ranum, 
Aku ingin bersamamu di waktu pagi
Hingga petang pun jadi


Comments